Fav. Cartoon

Fav. Cartoon
Shaun The Sheep

Selasa, 16 April 2013

Resume Pemantauan Korupsi: Bukti dari Percobaan Lapangan di Indonesia



Pemantauan Korupsi: Bukti dari Percobaan Lapangan di Indonesia
Makalah yang saya review ini menyajikan percobaan lapangan secara acak dalam mengurangi korupsi di 600 proyek jalan desa di Indonesia. Ditemukan bahwa audit pemerintah meningkatdari 4% menjadi 100% dari proyek pengeluaran yang hilang, sebagai ukuran ketidaksesuaian antara biaya proyek resmi dan biaya estimasi perencanaan independen, melalui 8 poin persentase. Secara keseluruhan, hasilnya adalah bahwa pemantauan tradisional top-down punya peran penting dalam mengurangi korupsi, sejajar dengan tingginya lingkungan korup.
Dalam prakteknya, bagaimanapun, tugas masing-masing individu yang sangat sulit, dengan memantau dan menguatkan hukuman yang mungkin menjadikan dirinya dapat disuap.
Sebuah pendekatan alternatif untuk mengurangi korupsi yang mana bertambah tahun-tahun ini, yaitu kenaikan partisipasi rakyat melalui komunitas anggota dalam pemantauan level-lokal.
The Kecamatan Development Project (KDP) adalah program nasional pemerintah Indonesia, yang didanai melalui pinjaman dari Bank Dunia. Di KDP, kecamatan yang berpartisipasi, bertipe memuat antara 10 sampai 20 desa, mendapat dana tahunan untuk tiga tahun berturut-turut. Setiap tahun, masing-masing desa dalam kecamatan membuat proposal untuk beberapa infrastruktur skala-kecil dan modal bibit untuk kredit mikro koperasi.
Jika di salah satu desa terpilih untuk diaudit, maka auditor datang ke desa, memeriksa kembali semua catatan keuangan melihat ketidakberesan, dan memeriksa fisik infrastrukturnya. Kemudian hasil audit akan diketahui publik melalui rapat desa terbuka oleh auditor.
Sebelumnya pejabat desa harus menjelaskan bagaimana mereka menhabiskan dana proyek. Pertama, ratusan undangan dibagi ke seluruh warga desa untuk ikut berpatisipasi secara langsung. Kedua, bentuk komentar anonim didistribusikan bersama dengan undangan, memberikan kesempatan untuk warga untuk menyampaikan informasi tentang proyek tanpa takut pembalasan.
Untuk proyek jalan desa yang sudah terselesaikan, auditor mengumpulkan berbagai informasi, yang diantaranya ada insinyur dan surveyor yang akan memperkirakan jumlah bahan yang digunakan, disurvei pemasok lokal untuk memperkirakan harga, dan mewawancarai penduduk desa untuk menentukan upah yang dibayarkan pada proyek.
Desa diberitahu bahwa bisa berlangsung baik selama atau setelah proyek dilaksanakan dan akan mencakup inspeksi catatan keuangan proyek dan pemeriksaan lapangan konstruksi kegiatan.
Ada beberapa tahap yang dilakukan auditor dalam mengaudit proyek jalan desa, yaitu: memeriksa laporan biaya pengeluaran, mengukur kuantitas bahan, mengukur upah dan jam kerja, mengukur harga, tindakan atas pengeluaran yang hilang.
Ditemukan pertanyaan penting, yaitu mengapa audit belum tentu mengakibatkan pejabat yang korup dijatuhi hukuman? Ini bisa terjadi karena auditor tidak cukup bukti untuk menjatuhkan hukuman pidana.
Kesimpulan:
Makalah ini dirancang untuk mengetahui pendekatan alternatif untuk memerangi korupsi. Terdapat dua strategi yaitu top-down dan bottom-up. Top-down dilakukan oleh auditor pemerintah, sedangkan bottom up oleh partisipasi rakyat dalam memantau proyek jalan desa. Apabila auditor menemukan pelanggaran dari desa-desa yang mereka kunjungi, auditor tidak mempunyai bukti yang cukup untuk mengadili pelanggar yang korup.
Untuk memantau kegiatan infrastruktur seperti proyek jalan desa ini akan lebih efektif menggunakan jasa auditor profesional untuk memerangi korupsi.
Jadi, untuk mengetahui apakah terdapat kecurangan atau tidak, maka yang paling baik digunakan yaitu top-down dengan menggunakan jasa auditor profesional, sedangkan untuk memantau strategi yang baik yaitu bottom up, dengan melibatkan masyarakat.